Tritura Buruh : Eskalasi Aksi Puluhan Ribu Buruh Akan Terus Membesar dari 6 Februari Hingga May Day

Budayabangsabangsa.com – J akarta, Kamis.

Untuk menyuarakan tiga tuntutan buruh dan rakyat (TRITURA), puluhan ribu buruh akan melakukan aksi unjuk rasa di 50 kota pada tanggal 6 Februari 2018 yang juga bertepatan dengan perayaan HUT Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Puncaknya, pada 1 Mei 2018 dalam peringatan May Day, ratusan ribu buruh dari berbagai daerah kawasan industri di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTB, Maluku, dan Sumatera, akan masuk ke Jakarta untuk menyuarakan tuntutan yang sama. Demikian disampaikan Presiden KSPI(Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia), Said Iqbal, di Jakarta pada hari Kamis (25/1/2017).

Kaum buruh dari Jabodetabek dan dari perwakilan pulau tsb akan melakukan aksi di Istana Negara dengan melibatkan hampir ratusan ribu orang buruh. Aksi juga akan dilakukan serentak di berbagai kota lain seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Batam, Yogjakarta, Aceh, Bengkulu, Lampung, Makassar, Gorotanlo, Manado, Bajarmasin, dsb.

Menurut Said Iqbal, tuntutan yang akan disuarakan dalam aksi 6 Februari nanti hingga may day adalah tiga tuntutan buruh dan rakyat atau TRITURA. Tiga tuntutan itu adalah:

(1) Turunkan harga beras dan listrik – tolak impor beras – wujudkan kedaulatan pangan,

(2) Tolak upah murah – cabut PP 78/2015 tentang Pengupahan,

(3) Pilkada dan Pilpres : Pilih calon pimpinan saat pilkada dan pilpres yang pro buruh dan anti PP 78/2015

Belakangan ini KSPI menyoroti dengan keras harga beras yang tidak kunjung turun. Padahal beras adalah usuran perut rakyat, termasuk buruh. Sehingga melambungnya harga beras yang gagal diantisipasi oleh Pemerintah semakin menyengsarakan buruh dan rakyat yang mengakibatkan daya beli turun hingga 20% – 25%, terlebih di tambah dg kebijakan upah murah.

Disamping itu, KSPI mempertanyakan sikap presiden Joko Widodo yang terkesan membiarkan dan mendiamkan serta tidak mempunyai sikap tegas perihal impor beras 500 ton dengan membiarkan antar menterinya bersilang kata-kata perihal data-data ketersediaan stock beras. Sangat disayangkan, data yang dimiliki oleh Bulog, Kemendag, dan Kementan berbedar-beda tentang ketersediaan beras. Padahal urusan beras adalah urusan perut rakyat, termasuk buruh.

KPSI, kata Said Iqbal, juga tidak sependapat dengan statement Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan yang menyatakan 500 ribu ton impor beras adalah untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan untuk menjaga stabilitas harga beras.

“Faktanya, sebelum harga beras naik, daya beli masyarakat sudah turun. Apakah lagi dengan naiknya harga beras sekarang ini, daya beli masyarakat makin turun. Bahkan dalam hitungan KSPI daya beli buruh turun 20 – 25 persen dengan kebijakan upah murah dan naiknya harga beras seperti saat ini,” kata Said Iqbal.

Said Iqbal menegaskan, aksi 6 Februari merupakan aksi pemanasan. Setelah itu, hingga peringatan May Day (1 Mei 2018) eskalasi aksi buruh akan terus ditingkatkan.

“Puncaknya dalam peringatan hari buruh tanggal 1 Mei 2018 nanti, ratusan ribu buruh akan masuk ke Jakarta untuk menyuarakan aspirasinya. Ratusan ribu buruh tersebut gabungan dari kaum buruh se-Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTB, Maluku, dan Sumatera, dan berbagai daerah lain, yang akan memperingati aksi May Day di Istana Negara sebagai pusat pemerintahan,” tegasnya.

(Har)
Dikutip dari siaran pers KSPI.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*