
Budayabangsabangsa.com-JAKARTA, Sejarah bangsa indonesia mencatat, jutaan Umat Muslim Indonesia turun ke jalan menuntut keadilan, jutaan Umat Islam menilai Presiden Joko Widodo “melindungi” seorang Ahok yang dianggap telah melakukan Penistaan terhadap Agama islam.
Aksi damai yang melibatkan jutaan Umat Muslim Indonesia ini hanya satu tuntutan-nya, yaitu; “penjarakan Ahok”, sejumlah kalangan tokoh Muslim seperti Aa Gym, Bachtiar Natsir, bahkan tokoh Muhamadiyah Din Syamsudin menilai, aparat penegak hokum lamban menangani kasus penistaan agama yang diduga dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sehingga masalah ini menjadi isu nasional bahkan dunia.
lambannya penanganan kasus tersebut telah memancing emosi Umat Islam diseluruh dunia yang padqa puncaknya umat Muslim Indonesia melakukan long march Jum’at (04/11/16) yang mengambil start dari Istiqlal menuju Istana dan dilakukan dengan sangat tertib, bahkan sepanjang aksi berjalan, ( sejak pukul 13:00-18:00) tak ada keributan atau bentrok aparat dengan peserta aksi damai tersebut.
dilain pihak di Sepanjang jalan terlihat ribuan aparat keamanan lengkap dengan water canon berjaga-jaga untuk mengamankan aksi, tuntutan Umat Islam saat itu hanya satu,”penjarakan Ahok Si Penista Agama, Penista Ulama dan Penista Al-qur’an,” ini disampaikan dengan lantang oleh Habib Rizieq dari atas mobil komando.
Tokoh – tokoh Islam tanah air dan pemuka agama seperti Habib Rizieq, Bachtiar Natsir, Arifin Ilham, Aa Gym, Rhoma Irama, bergabung dengan tokoh Nasional Amien Rais, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Ratna Sarumpaet, Lili Wahid, Sukmawati Soekarno Putri, meneriakkan aspirasi Umat Islam dari mobil komando.
Berbagai kalangan menilai, kemarahan Umat Islam hari ini sangatlah wajar, karena Agama, Al-qur’an dan ulama mereka dihina. “Sudah selayaknya Saudara Presiden Republik Indonesia menemui Umat Islam dan memberikan jaminan bahwa: Si Penista Al-qur’an akan ditindak secara hukum, jika Presiden tidak mengakomodir tuntutan Umat Islam, maka Presiden bisa juga diturunkan melalui sidang Istimewa,” teriak Fahri Anggota DPR-RI dari atas mobil komando.
dalam aksi damai tersebut, Umat Islam meminta bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan aspirasinya, Umat Islam yang terdiri dari ormas-ormas Islam, santri dan Habaib mengutus Ustadz Bachtiar Natsir dan KH. Zaitun untuk menemui dan bernegosiasi dengan Presiden RI terkait tuntutan terhadap Ahok, namun, sangat disayangkan, sudah lebih dari tiga kali Ustadz Bachtiar Natsir keluar masuk Istana, Jokowi tidak menemui utusan Umat Islam tersebut, Ustadz Bachtiar hanya ditemui Wapres Jusuf Kalla, Menkopolhukam Wiranto, Pangab dan Kapolri, tentu saja hal ini menyulut emosi jutaan Umat Islam yang merasa tidak dianggap sebagai warga negara yang memiliki hak menuntut keadilan.
Ustadz Bachtiar pun kembali ke peserta aksi dan menyampaikan prihal Presiden yang tidak ada di Istana, peserta aksi pun ditawarkan bertemu Wapres Jusuf Kalla, namun Jutaan Umat Islam tetap ingin bertemu dengan Presiden.
“kami hanya ingin bertemu Presiden, bukan yang lain, kami Umat Islam menuntut keadilan, agama kami dihina, Al-quran kami dinista,” ujar Bachtiar Natsir dalam orasinya mewakili Jutaan Umat Islam.
setelah berkali – kali Ustadz Bachtiar Natsir didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Iriawan dan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana memasuki Istana guna menemui Presiden RI dan akhirnya gagal, peserta aksi pun mulai memanas, namun lantunan ayat suci Al-qur’an, untaian do’a dan pekik takbir para Habaib dari atas mobil komando mampu meredam emosi jutaan umat Islam.
Tangan dingin Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M. Iriawan, S.H., M.H, dalam mengamankan aksi damai umat Islam 4 November 2016 patut diacungi jempol, dengan tangan dinginnya, aksi damai jutaan Umat Muslim Indonesia berlangsung damai. Rupanya, Kapolda telah mendapatkan informasi bahwa: aparat kepolisian dibawah kepemimpinannya akan diprovokasi sedemikian rupa, dipancing emosinya saat aksi damai berlangsung agar terjadi chaos, oleh karena itu, Kapolda menurunkan pasukan tanpa dibekali Senjata api. Inilah keputusan cerdas Kapolda Metro Jaya.
Tak hanya keputusannya yang cerdas dalam menyikapai aksi damai umat islam, Kapolda metro Jaya secara bergantian dengan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana mengantar utusan Umat Islam Bachtiar Natsir dan Eky Pitung memasuki Istana untuk menemui Presiden Republik Indonesia guna menyampaikan aspirasi Umat Islam, sungguh sebuah sikap responsive yang patut diapresiasi.

Namun karena ulah provokator yang menyusup ke pendemo, Bentrok antara aparat dengan Umat Islam didepan Istanapun pecah. Entah siapa yang memulai bentrokan ini, ada sumber dari HMI yang mengatakan, bentrokan terjadi dipicu oleh Polisi yang menembakkan gas air mata ke arah peserta aksi damai, ada juga sumber lain yang mengatakan para peserta aksi yang memulai bentrokan tersebut, namun bentrokan tersebut dinilai masih dalam ambang batas kewajaran mengingat peserta aksi yang jumlahnya jutaan.
Namun demikian, statement Jenderal TNI Panglima ABRI Gatot Nurmantyo dalam ILC TV One dengan tegas mengatakan,” ada provokator dalam aksi damai Umat Islam 4 November 2016, namun pelakunya bukanlah peserta aksi damai (pendemo),” tandasnya.
Bentrok tersebut terjadi dipicu oleh ulah propokator, tepatnya pukul 19:00, Aparat keamanan mulai terpancing emosi dengan menembakan gas air mata secara membabi buta.
Bahkan dari salah satu gedung terlihat sniper menembak kebawah kearah pengunjuk Rasa, ini sangat disayangkan sekali oleh para pengunjuk Rasa, Kapolri yang berjanji tidak ada sniper ternyata bohong.
Suasana mencekam di Sekitar Jl. Merdeka Barat, Jl. Merdeka Utara, Jl. Merdeka Selatan begitu terasa, asap racun yang berasal dari tembakan gas air mata membuat peserta aksi damai panik dan ada juga yang lemas terkena asap racun, selama 30 menit jutaan umat Islam dihujani gas air mata, entah siapa yang memulai bentrokan tersebut, yang jelas sedikitnya 4 orang provokator berambut cepak diamankan Polisi.
Ironis, saat Pangab TNI, Kapolda dan Kapolri memerintahkan aparat untuk menghentikan tembakan gas air mata dan pendemo mundur, mereka (para pendemo dan aparat) pun tidak mendengar perintah tersebut. Aparat terus menghujani jutaan Umat Islam dengan gas air mata, begitu juga dengan pendemo terus melempari aparat dengan botol minuman air mineral.
sementara itu didalam Istana, Wapres Jusuf Kalla berjanji di depan Ustadz Arifin Ilham, demi Allah akan saya selesaikan kasus Ahok secara tegas dan keras, saya dan Kapolri minta waktu dua minggu,” kata Arifin dalam rekaman suaranya Sabtu dini hari (5/11/2016).
dalam rekaman tersebut, Arifin meminta umat muslim berdoa agar kasus cepat selesai. Dia juga bercerita tentang pertemuan yang tiba-tiba terhenti karena ada suara tembakan.
“Pak Wiranto, Kapolda, Kapolri dan Wapres marah dengar suara tembakan dan bergegas keluar Istana guna menghentikan tembakan,” katanya.
“Subhanallah, walhamdulillah Arifin sehat,” ujar Arifin.
Red…
Leave a Reply