JAKRTA, Budayabangsabangsa.com Keindahan, kenyamanan dan kelayakan Jakarta sebagai tempat hunian adalah fokus kerja bagi jajaran Pemprov DKI Jakarta, namun sepertinya ini hanya isapan jempol belaka, hasil investigasi media Budaya bangsa bangsa.com, Senin (27/07) di Sepanjang Jl. Drain Cakung Kelurahan Cilincing Jakarta Utara.
Wilayah yang berada di Sukapura,Marunda dan Semper Timur ini tak seindah 30 tahun lalu, dahulu Jl Drain Cakung ini sejuk dan rindang oleh pepohonan, namun saat ini, kondisi Jl. Drain Cakung pinggir kali kini kiri kanannya tak lagi hijau, tak ada pepohonan yang menyejukan mata, yang ada hanyalah gubuk-gubuk liar, kafe – kafe liar tempat mengumbar syahwat laki – laki hidung belang, pepohonan yang ada mati karena tersiram limbah minyak atau sengaja ditebang untuk kemudian dibangun gubuk tempat maksiat, ini fenomena mengerikan mengingat DKI sangat butuh ruang terbuka hijau, dimana peran Sudin (Dinas) Pertamanan, dan Pariwisata, kemana anggaran untuk penghijauan dan mengapa Sudin dan Dinas Pariwisata membiarkan kafe – kafe liar dan (warung remang- remang) menjamur di sepanjang Jalan Drain Cakung tersebut, ?
Apakah mereka mendapat "upeti" ?atau siapa yang mendapatkan keuntungan dengan keberadaan tempat hiburan tersebut ? mungkinkah lurah, Camat, atau Walikota sengaja membiarkan kafe-kafe liar yang menjamur dilahan yang seharusnya ijo royo – royo karena ditanami pepohonan, ? ada apa dengan mereka semua ? Gubernur harus segera menindak tegas para pembantunya tersebut, jika tidak, Cilincing akan mejadi penghalang visi Gubernur dalam mewujudkan Jakarta yang indah, bersih dan layak huni.(rukmana)
Leave a Reply