Budayabangsabangsa.com – JAKARTA, Melindungi, Mengayomi dan Melayani sudah merupakan sumpah TRIBRATA Polri, sehingga bagi setiap Polri, sumpah TRIBRATA Polri ini sudah mendarah daging yang mengalir dalam tubuh setiap anggota Polri. Namun, tantangan Polri ke depan sangatlah berat, bahkan dalam sebuah tayangan di youtube, Polri dalam hal ini Kapolda Metro Jaya menjadi sasaran target teroris.
Oleh karenanya, untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut Kapolres Pulau Seribu Ajun Komisaris Besar Polisi Jhon Weynart Hutagalung S.IK, Kapolda Metro Jaya menginstruksikan kepada seluruh Polres untuk membentuk Tim Khusus (Timsus) guna mempertahankan Markas Komando (Mako), sehingga ketika Polres mendapat serangan dari teroris, timsus tersebut mampu menghalau teroris tersebut sambil menunggu tim Densus 88, "maklum, saat ini kan polisi menjadi target serangan teroris," katanya.
“kemampuan Timsus ini harus setingkat di atas satuan Sabhara dan setingkat dibawah kemampuan satuan Brimob, Timsus ini dibentuk terinspirasi dari tragedi sarinah, dimana sebuah teror terjadi dalam hitungan detik, saat teror terjadi tidak mungkin Densus 88 atau gegana yang melakukan tindakan pengamanan, melainkan polisi yang berada dekat TKP – lah yang harus bertindak cepat melakukan pengamanan,” ujar Kapolres AKBP Jhon Weynart kepada awak media di ruang kerjanya Selasa (23/02)
“Hampir seluruh Polres sudah membentuk Timsus, Polres Jakarta Utara membentuk Timsus yang bernama, Nobat, (Nongol babat), dan disini (Polres Kepulauan Seribu) saya membentuk Tim Gurita yang dilatih khusus dengan beladiri Polri, renang dan menembak, mengapa nama timsus – nya Gurita, karena wilayah kami merupakan wilayah laut, sehingga menurut saya Timsus Gurita adalah nama yang cocok untuk Timsus disini,” imbuh Kapolres.
Lima Program Unggulan Polres Kepulauan Seribu
Berdasarkan analisa internal Polres dan karakteristik daerah Pulau Seribu, saya mencanangkan Lima Program unggulan yaitu:
- Patroli Bahari
- Problem Solving Khas Pulau
- Pelayanan Simpatik Wisatawan
- Rekrutmen Polisi Pulau
- Satgasus Gakkum (Narkoba, Lundup Dan Perompakan)
Patroli bahari dilakukan karena luas lautnya sebelas kali dari luas Jakarta, kemudian saya juga ingin mendorong masyarakat untuk mengurus problem solving yang terjadi di masyarakat diselesaikan secara mandiri melalui tokoh – tokoh masyarakat yang ada,” tutur Kapolres.
Jhon Weynart menambahkan,”wisatawan yang berkunjung lebih banyak ke pemukiman seperti pulau Tidung, karena disana banyak home stay, oleh karena itu saya juga mempunyai program pelayanan simpatik wisatawan, kami punya motto: salam, senyum sapa, namun kami tetap melakukan penggeledahan terhadap para wisatawan, tak jarang dari para wisatawan kedapatan membawa minuman keras, tapi tidak banyak, hal ini kami lakukan dikarenakan masyarakat lokal juga phobia terhadap wiasatawan, selain itu kami juga membentuk polisi pantai, ini terinspirasi dengan tragedy tenggelamnya wisatawan,”tukasnya
“kami tempatkan dua personil polisi berpakaian hawai, topi koboi dan sepatu karet, satu personil biaya atributnya RP. 600 ribu, kami juga merekrut Polisi pulau, hal ini harus saya lakukan karena hanya anak pulau lah yang pas untuk menjadi polisi pulau, karena disitu mereka punya keluarga, bulan april ini kami akan memulai pelatihan – pelatihan terhadap bintara- bintara Polri (pemuda – pemuda yang daftar polisi) yang berasal dari Kepulauan Seribu, selain itu saya juga membentuk Satgasus penegakkan hukum, biasanya polisi itu mencanangkan penegakkan hukum, karena disini tempat wisata, maka kami lebih mengedepankan preventive dan pre-emptive dan represive-nya ditempatkan dibagian terakhir,” pungkas Kapolres Kepulauan Seribu kepada awak media.(Redaksi)
Leave a Reply