Menyambut Ramadhan Dengan Dzikir dan Musahabah Serta Do’a Bersama Untuk Bangsa dan NKRI Serta Berbagi Kasih Dengan Yatim dan dhuafa.

Budayabangsabangsa.com – Bogor Sabtu.

 

Yayasan Harmoni Adiwangsa Negeri, bekerja sama dengan BPI KPNPA RI, dan DKM masjid Al-Hikmah, menggelar zikir musahabah dan do’a bersama untuk bangsa dan NKRI sekaligus santunan yatim piatu dan dhu’afa.

 

Dengan tema, menciptakan kondisi Kamtibmas yang kondusif, tanpa adanya hoax dan ujaran kebencian.

IMG-20180512-MBBB-0062

Yang bertempat di halaman masjid Al-Hikmah lingkungan citatah2 dalam RT 03/07, KeL. Ciriung, Kec Cibinong, Kab Bogor Jawa Barat.

 

Dalam acara tersebut telah hadir, ketua forum ulama BPI KPNPA RI. Drs. Tubagus Rahmad Sukhendar. SH, Ketua komisi VIII DPR RI Dr. M. Ali Tahir, SH., M. Ketua panitia Kosasih Gunawan, Komjen Pol. Drs. Moechgiyarto, SH., M.HUM. H. Beni Subagya, Ustadz. Hendra Syafiuddin Al-Bantani, Drs. KH. Ali Gozali, M.Pd. Ustadz Rohidin (pendekar Dongeng) dan tokoh masyarakat lainya, acara di hibur oleh Hadroh dan Dongeng.

 

Acara di pandu oleh MC Sastra Suganda, Pembukaan acara di awali dengan pembacaan ayat ayat-ayat suci Al-Qur’an yang di bacakan oleh ustadz. Bunyamin Jayadilaga, S.Ag, dan di lanjutkan dengan sambutan sambutan,

IMG-20180512-MBBB-0064

Selesai sambutan anak yatim dan dhu’afa di hibur dongeng oleh ustadz Rohidin,anak yatim duduk dengan posisi Rapih dan tenang saat mendengar dongeng yang di ceritakan oleh pendekar Dongeng, Agus yang ditinggal wafat ayahnya hanya hidup dengan seorang ibu, namun Agus anak yang rajin begitu mendengar suara azan subuh Agus buru buru lari ke masjid untuk sholat subuh, suatu hari Agus ingin makan tapi ibunya tidak punya uang untuk memasak karena hidup sendiri sudah lama suaminya meninggal dunia, sehingga di rumah tidak ada makanan sama sekali, akhir nya Agus kabur dari orang tuanya, dalam perjalanan Agus Sangat kelaparan dan berhenti di sebuah warung makan warteg, Agus hanya bisa melihat makanan yang ada di warteg, karena ga punya duit, pelayan warteg bertanya sama Agus ada apa dek? Agus menjawab saya lapar Mba tapi ga punya uang, karena kebaikan pelayanan warteg ahirnya Agus di ajak makan dengan gratis, Agus pun mengucapkan terimakasih kepada pelayan warteg,mba baik banget ngak kayak ibu saya jahat, pelayan warteg bertanya kenapa jahad ibu adek, iya ibu saya jahat, saya ga pernah di ajak jalan jalan, ga dikasih makan, dan tidak dibeliin hp, ujar Agus, sambil mengucapkan terima kasih pada pelayan warteg Agus pun melanjutkan perjalanan, ditengah jalan Agus ketemu kakek kakek, dan kakek itu mamanggil Agus nak kamu kenapa mukanya kog murung, Agus pun cerita panjang lebar dengan kakek masalah ibunya,dan kekek pun menawarin uang,nak Agus kamu mau uang?

 

Dan aguspun berfikir ach kekek nawarin uang dengan jumlah banyak,kalo gitu saya bisa beli hp dan jalan” ,aguspun dengan sontak menjawab mau kek…kakekpun ketawa terbahak bahak,,boleh tapi ada syaratnya..Agus bertanya sarat nya apa syarat nya kek?

 

Kamu harus bawa hati ibu kamu ya, Tanpa pikir panjang Agus Pun pulang berlari sampai di rumah, ibu nya di peluk dan di tusuk dada ibunya lalu di ambil hati ibunya lalu pergi lagi, karena ingin cepet ketemu kakek Agus terus berlari, saat berlari Agus kesandung batu kerikil dan akhirnya jatuh. Hati Ibunya mental, dan Agus menangis, Agus memanggil Ibunya Ibuuu Ibuuui, tiba tiba hati ibunya berbicara nak bangun nak, jangan nangis, ibu sangat sayang sama kamu nak, Agus pun sadar ternyata ibunya sangat sayang pada Agus, Aguspun menangis sejadi jadinya, dan Agus baru sadar ibu nya telah tiada, dan menyadari ternyata Ibunya kasih sayangnya sangat besar sama Agus, Anak anak yatim dan dhu’afa ikut menangis mendengar ustadz pendekar Dongeng, anak yatim di ajak mendoakan orang tuanya, dan meminta maaf kepada Ibunya yang masih hidup, Ustadz berpesan kepada anak yatim, sayangi Ibumu, jangan bandel, selalu nurut sama orang tua, jangan main Ps, jangan terlalu sering nonton TV ujarnya, suana menjadi terharu, anak yatim yang tadinya duduk di depan ustadz pendekar Dongeng, berlarian menuju orang tuanya untuk memeluk ibunya sambil nangis terisak isak, untuk meminta maaf, Ibunya ikut menangis dan terharu melihat anaknya meminta maaf sambil menangis.

 

Dan Ustadz dongen mengakhiri dongengnya dengan bersholawat,

Acara di lanjutkan dengan santunan, Serta foto bersama Panitia penyelenggara dan tokoh masyarakat.

 

( Sutarno )

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*