Budayabangsabangsa.com — Menpar Arief Yahya memaparkan, angka sementara jumlah kunjungan wisman periode Januari hingga Oktober 2018 secara komulatif sebesar 13.240.827 atau tumbuh 11,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.830.738.
“Target 17 juta wisman tahun ini meleset, kemungkinan terbesar tercapai 16 juta wisman. Meski target wisman tak tercapai, namun untuk target devisa diproyeksikan mencapai US$ 17,6 miliar dengan perhitungan capaian 16 juta wisman dikalikan rata-rata pengeluaran per kunjungan (Avarage Spending per Arrival/ASPA) US$ 1.100/wisman, “kata Menpar Arief Yahya saat menjadi pembicara di Jumpa Press Akhir Tahun (JPAT) 2018 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Jakarta, Kamis (20/12/2018).
Menpar mengungkapkan salah satu alasan Target tahun ini meleset karena munculnya musibah gemba bumi di Lombok pada 29 Juli 2018 (tak berdampak terhadap kunjungan wisman) disusul gempa 7 SR pda 5 Agustus 2018 terjadi cancelaltion besar-besaran lebih dari 70%.
Meskipun target meleset tahun ini, Pendapatan disektor Parawisata dibawah kendali Arief Yahya mengalami peningkatan signifikan, ditandai dengan angka proyeksi perolehan devisa sebesar US$ 17,6 miliar pada tahun ini menempatkan sektor pariwisata berada di posisi teratas sebagai penghasil devisa atau akan sejajar bahkan mengalahkan CPO (Crude Palm Oil) yang saat ini berada di posisi teratas dengan nilai eskportnya tahun mencapai US$ 17 miliar.
Menyikapi hal itu, Menpar akan menerapkan strategi baru di bidang pemasaran pariwisata,l yang disebut sebagai “3 jurus jitu raih 20 juta wisman” atau dikenalkan sebagai super extra ordinary yang mencakup tiga program yaitu border tourism, tourism hub, dan low cost terminal (LCT).
Menpar meyakini, Program super extra ordinary ini akan menjadi senjata pamungkas dalam mewujudkan target akhir 20 juta wisman tahun depan.
Menurutnya, super extra ordinary sebagai program istimewa yang sengaja disimpan untuk menjadi senjata pamungkas dalam mewujudkan target akhir 20 juta wisman tahun depan.
Super extra ordinary mencakup tiga program yaitu : Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal (ketiganya disingkat BHL). “Border tourism harus kita serius di tahun depan karena merupakan cara efektif untuk mendatangkan wisman dari negara-negara tetangga,’ kata Menpar Arief Yahya.
Alasannya, pertama, Wisman dari negara tetangga memiliki kedekatan (proximity) secara geografis sehingga wisman lebih mudah, cepat, dan murah menjangkau destinasi kita. Kedua, mereka juga memiliki kedekatan kultural/emosional dengan kita sehingga lebih muda didatangkan. Ketiga, potensi pasar Border Tourism ini masih sangat besar baik dari Singapore, Malaysia, Thailand, Filipina, PNG, maupun Timor Leste.
“Untuk pergerakan wisnus di Tanah Air tidak ada masalah karena terus tumbuh bahkan untuk target tahun ini sebanyak 270 juta sudah tercapai pada tahun lalu (2017) sebanyak 270.882.003, sedangkan target 2018 mendatang sebesar 275 juta wisnus kemungkinan sudah tercapai pada akhir tahun ini, “kata Arief Yahya.
Menpar juga melaporkan kemajuan program 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang dikembangkan sebagai “Bali Baru” yang saat ini mengalami kamajuan signifikan utamanya dalam unsur 3A (Atraksi, Aksebilitas dan Amenitas).
Sisi lainnya, pengembangan 5,000 homestay; peningkatan aksesibilitas (sarana prasarana) di 10 DPP; peningkatan investasi dan pembiayaan pariwisata sebesar US$ 2.500 juta; penerapan sustainable tourism development (STD) di 16 destinasi; pengembangan 10 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata; pengembangan nomadic tourism di 10 DPP; serta perintisan destinasi pariwisata di sekitar 10 DPP.
Pemerintah telah melakukan banyak investasi di 10 DPP tersebut dan diharapkan segera diikuti swasta. Dalam lima tahun ke depan atau 2019-2024 sektor pariwisata membutuhkan investasi sebesar Rp 500 triliun untuk pengembangan 10 DPP tersebut.
Kebutuhan investasi tersebut terdiri dari pembiayaan pariwisata sebesar Rp 295 triliun yakni berasal dari pemerintah Rp 10 triliun dan swasata Rp 295 triliun sedangkan investasi pariwisata senilai Rp 205 triliun berasal dari pemerintah Rp 170 triliun dan swasta Rp 35 triliun. (Ht)
Leave a Reply