Budayabangsabangsa.com – Indramayu Kamis, 21/09/2017
Sudah menjadi sebuah tradisi di Al-Zaytun Indramayu Indonesia, setiap pergantian tahun selalu dilaksanakan perhelatan akbar dengan mengundang berbagai elemen masyarakat baik dari berbagai pangkat dan jabatan pemerintahan maupun dikalangan swasta, serta berbagai suku ras dan agama semua diundangkan agar hadir untuk menyatu bersama-sama guna menyamakan visi dan misi kemanusiaan nya.
Kali ini dihadiri oleh beberapa nama yang tidak asing lagi diantaranya Jenderal (Purn) Moeldoko Mantan Panglima TNI, Fuad Bawazier Mantan Menteri Keuangan RI, Kapolres Indramayu, Dandim Indramayu, KH. Makhtub Effendi serta, Tokoh tokoh lintas agama dan lintas budaya dan tidak kurang dari 25.000 tamu turut meramaikan.
Perhelatan akbar Peringatan 1 Muharram 1439H, Al-Zaytun Indonesia kali ini di beri tema “Menjunjung Tinggi Kesatuan Persatuan Indonesia Raya”, dari tema yang diusung memberikan makna kepada bangsa Indonesia sebuah arti penting untuk mewujudkan Toleransi dan Perdamaian.
Moeldoko dalam orasinya menyampaikan dan memaknai Hijriyah, Hijrah adalah perubahan dan Perubahan mengandung resiko, satu diantara contoh yang di sampaikan adalah, akan hadirnya mobil listrik, dan semua yang berkaitan dengan serba online. Ia mengatakan “Jangan lagi bicara tenang belanda masih jauh, kumaha engke, harus nya engke kumaha. Pancasila sudah final, di luar masih teori, tetapi di Al-Zaytun telah diinternalisasi dan dijalankan dengan sungguh sungguh.” Katanya bersemangat.
Disiplin, menurut Moeldoko mengatakan “hanya dengan disiplin negara bisa maju, diluar tidak disiplin tapi di Al-Zaytun disiplin dijalankan sungguh sungguh, Contoh tidak ada satu orangpun yang merokok. Pendidikan karakter bangsa sudah ditanamkan sungguh-sungguh.” ungkapnya.
“Syaykh tidak perlu diragukan lagi tentang konsep-konsep kebangsaannya, sudah dinyanyikan Indonesia raya 3 Stanza, Bangunlah jiwanya bangunlah badannya. Kenapa korupsi ?, Karena jiwanya kosong. Lulusan Al-Zaytun tidak akan korupsi dan radikal. Disini sendi-sendi kemandirian telah dibangun oleh panglima Al-Zaytun. Produksi beras, gula, protein dll.” Moeldoko menambahkan.
Lebih lanjut Moeldoko mengatakan, “Di Al-Zaytun sudah dipersiapkan calon-calon pemimpin masa depan. Sayapun dilahirkan dari keluarga petani miskin, bisa jadi panglima, Saya yakin disini semua juga bisa jadi menteri, pejabat, dll.” Moeldoko menambahkan.
[R I]
Leave a Reply