Indonesia, Mestinya Adidaya, Indonesia Harus Kuat

Budayabangsabangsa.com – Jakarta Sabtu

Indonesia mestinya menjadi negara adidaya. Posisi geografisnya strategis, tanahnya subur, kekayaan alamnya melimpah, dan potensi penduduknya besar serta ideologi negaranya Pancasila. Tapi kenyataan, sampai saat ini masih tergolong negara lemah.

Jangankan punya produk teknologi canggih, ironisnya berbagai kebutuhan pokok pun masih diimpor. Garam, beras, gula, kedelai, daging, susu, bawang, cabai bahkan jengkol pun masih diimpor. Bahkan ada yang menyebut Indonesia kini tengah darurat utang pula. Ekonominya sudah dikuasai imperialis dan kapitalis modern. Antara lain, Freeport menghitung kandungan emas di Papua, sebagai asetnya. Aneh!

Kaya sumber daya alam, tapi bahan bakar mesti diimpor, antara lain dari Singapura yang nyaris tak punya kekayaan alam (energi) apapun. Ironis. Bahkan kedaulatan (udara) masih belum merdeka. Terbang di langit Kepulauan Riau harus seizin Singapura. Sementara kekuatan militer masih sempat galau atas perkembangan persenjataan Polri, tapi tampak kurang daya menghadapi Singapura dan Malaysia. Ironis.

Di bidang ideologi atau nilai-nilai dasar negara, masih ada ormas dan parpol yang mempersoalkan Pancasila, bahkan ingin membubarkan NKRI dan mengubahnya (mendirikan) menjadi negara agama (Islam).

Dengan berbagai kenyataan itu, apakah kita optimis atau pesimis, Indonesia akan bisa menjadi negara adidaya? Mungkin ada (banyak) yang pesimis. Tapi kita mestinya optimis. Karena sesungguhnya, kita punya segalanya untuk optimis. Sebagaimana optimisme yang digelorakan Syaykh Al-Zaytun Dr. AS Panji Gumilang.

Syaykh Al-Zaytun sangat optimis Indonesia akan mampu menjadi negara yang kuat bahkan menjadi negara adidaya. Karena, bangsa Indonesia telah bersepakat dan berikrar setia sebagaimana ‘termeteraikan’ dalam anthem Indonesia Raya tiga stanza, serta berdiri teguh di atas asas lima nilai dasar Pancasila.

Menurut Syaykh, hanya perlu langkah dan gerakan untuk mewujudkannya yakni dengan menegakkan Empat Pilar Indonesia Kuat. Keempat pilar itu adalah penguatan
(1) Lembaga Ekonomi,
(2) Lembaga Pemerintah,
(3) Lembaga Hukum dan Agama, dan
(4) Lembaga Keluarga dan Pendidikan.

Dalam kaitan Empat Pilar Indonesia Kuat tersebut, Syaykh Al-Zaytun menekankan jika kita ingin jadi negara adidaya, syaratnya satu jangan pernah impor keperluan harian kita. Seperti beras, garam, gula, dan lain sebagainya. Sebab omong kosong bisa jadi negara adidaya kalau beras dan garam saja impor.

Maka harus diawali, jangan kita terus mengeluh. Dalam lingkup kecil, Al-Zaytun telah mengawalinya dengan mengembangkan Agropolitan di kawasan Kampus Al-Zaytun. Para pejabat negara ini, kiranya perlu datang berdiskusi dengan Syaykh Al-Zaytun bagaimana Empat Pilar itu dikuatkan untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara adidaya.

CH Robin S

 

Dikutip dari. Ch. Robin Simanullang,

https://tokoh.id/

 

Visi Berita, Majalah Berita Indonesia Edisi 96

 

[Sastra Suganda]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*