Budayabangsabangsa.com – Jakarta, Dinas Sosial DKI Jakarta memulangkan penyandang psikotik atau gangguan jiwa yang berasal dari Kecamatan Ngamplak, Sleman, Jawa Tengah. Sudah dua tahun lebih pihak keluarga mencari Heri Perwanto (23). Melalui Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3, keluarga beserta petugas kecamatan dan pedesaan akhirnya menjemput Heri.
Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3, Helmiyati Bakrie mengatakan pada Rabu (12/10), psikotik yang dipulangkan kepada keluarga merupakan mereka yang sudah dinyatakan pulih. “Kami memiliki indikator apakah psikotik itu sudah pulih atau belum. Indikator itu juga untuk menentukan kondisi penyandang psikotik. Indikator itu berupa Instrumen Skrining Psikotik Dinas Sosial (ISPDS),” tandas Helmi.
Melalui proses skrining itu, lanjutnya, kondisi psikotik akan dapat diketahui perkembangannya. Apakah psikotik itu ringan, sedang, berat, atau mungkin sudah pulih. “Maka yang kami pulangkan adalah mereka yang sudah dinyatakan pulih sehingga bisa reunifikasi. Karena perawatan terbaik adalah keluarga. Jika ada keluarga, lebih baik di keluarga. Perhatian dari keluarga akan semakin membantu mereka untuk sembuh,” terang Helmi.
Sebelum pemulangan, katanya, pihaknya telah melakukan penguatan kepada Heri dan keluarga. Mereka diberikan penguatan secara medis dan psikososial. Karena pihaknya ingin memastikan mereka yang kembali kepada keluarga bisa sembuh.
“Kami sudah berikan penguatan secara medis dengan memberikan asupan obat yang sesuai dengan kondisi mereka. Apakah ringan, sedang atau berat. Penguatan psikosial, mereka diberikan konseling kejiwaan, motivasi dan sebagainya,” kata Helmi. Ia menambahkan, karena petugas kecamatan dan pedesaan ikut hadir menjemput, maka pihaknya juga menyampaikan untuk melakukan pendampingan terhadap Heri dan keluarga.
“Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Ngamplak dan Pekerja Sosial Masyarakat ikut menjemput. RT dan kepala dusun juga ikut menjemput. Mereka didukung oleh Pemerintah Daerah Sleman untuk transportasinya,” imbuh Helmi. Pemulangan ini, katanya, merupakan buah kerjasama pihaknya dengan perangkat daerah setempat. Sehingga Heri bisa kembali kepada keluarga yang telah lama mencarinya.
“Mas Heri sudah berada di panti sekitar 2 tahun 5 bulan. Dia bilang ingin pulang. Akhirnya kami identifikasi alamat rumahnya. Setelah kita tanya berkali-kali jawabannya tidak berubah-ubah. Berarti alamat itu benar,” kata Helmi. Karena memang, lanjutnya, kebanyakan psikotik yang belum sembuh akan memberikan keterangan yang berubah-ubah. Karena keterangannya tidak berubah-ubah, pihaknya pun menulusuri alamat tersebut. Kemudian bekerjasama dengan petugas daerah setempat.
“Kami berterima kasih karena respon yang baik dari pemerintah di sana. Dukungan dari daerah lain seperti ini sangat dibutuhkan. Penghuni panti kami 60 persen warga daerah. Sebagian besar belum ingat alamat rumah mereka dan sebagian lagi sudah ingat. Bisa jadi keluarganya juga mencari,” ujar Helmi.
Pihaknya juga berharap, perangkat daerah lain perlu mendukung upaya pengentasan permasalahan psikotik. Terutama agar dapat menyosialisasikan kepada keluarga-keluarga yang kehilangan anggota keluarganya. Khusus psikotik, pihaknya mempersilakan warga daerah lain jika ingin menanyakan keluarga yang hilang untuk mencarinya di panti-panti milik Pemda DKI
Leave a Reply