JAKARTA, Budayabangsabangsa.com Direktur Topografi Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Ir.Dedy Hadria, M.Sc mengatakan, “Sejak dulu Tentara Nasional Indonesia selalu siap mengabdi kepada Rakyat, Bangsa dan Negara. TNI lahir dari rakyat, dihidupi dan dibesarkan oleh rakyat, maka berkewajiban melayani rakyat. Karena TNI adalah milik Rakyat.” Hal itu disampaikannya secara tegas saat kami melakukan audiensi di Kantornya, Madittopad Jl Kalibaru Timur V No. 47 Jakarta Pusat (25/09/2015).
Didampingi oleh Wadirtoppad Kolonel CTP Ir. Asep Edi Rosidin, MDA dan Kasubditbinsurdata Kolonel CTP Ir. Sukanto Hadi, MT kami mendapatkan informasi yang sangat menarik dan patut disyukuri terutama bahwa memang telah terjadi pergeseran paradigma (shifting paradigm) dalam tubuh TNI sendiri. Paradigma yang dibangun selama masa orde baru bahwa TNI berpihak pada kepentingan politik (kekuasaan) sekarang telah berubah. TNI adalah milik rakyat. Sesuai dengan tema HUT TNI ke 70 “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia Yang berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”.
Apa yang dapat dilakukan Korps Topografi Angkatan Darat dalam kerangka tema HUT TNI ke-70 ini ? Direktur Topografi Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Ir. Dedy Hadria, M.Sc menyatakan, ” Dengan dilandasi semangat Lhikita Bhutala Yudha Karya Dittopad siap mendukung keberhasilan serbuan territorial,” Tegasnya.
Pusara LIKHITA BHUTALA YUDDHA KARYA Berarti mencatat/ menggambarkan permukaan bumi (peta) untuk keperluan perang (pertahanan) dan pembangunan nasional untuk menuju masyarakat adil dan makmur sesuai dengan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945. Dan sesuai dengan UU nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, yang dijabarkan dalam PPPA TNI AD TA 2014 (NO. 57 Tgl 16-12-2013 ) yang tertuang dalam lampiran Peraturan Kasad Nomor Perkasad / 57 / XII / 2013 Tanggal, 16 Desember 2013 disebutkan bahwa : tugas-tugas TNI AD mencakup tugas menegakkan kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah darat dan melindungi keselamatan bangsa serta menjalankan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Ungkapan bahwa “Peta tidak boleh jatuh ke tangan yang tidak sah” menunjukkan betapa pentingnya arti sebuah peta. Peta topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi, bahkan legenda serta aspek sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dengan kekuatan militer yang tersebar di seluruh Indonesia, maka militer bergantung pada peta untuk memberikan informasi terhadap unsur-unsur tempur dan untuk menyelesaikan operasi logistik. Mobilitas tentara dan material yang harus diangkut, disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi pada waktu dan tempat yang tepat. Banyak dari perencanaan ini harus dilakukan dengan menggunakan peta. Oleh karena itu, setiap operasi memerlukan pasokan peta.
Misi Direktorat Topografi adalah untuk menyediakan pemetaan, charting, dan semua dukungan geodesi untuk angkatan bersenjata dan semua operasi keamanan nasional lainnya. Selain peta topografi, DITTOPAD juga memproduksi produk lain seperti peta tematik, peta tiga dimensi, peta foto, mozaik foto udara dan peta yuridiksi.
Secara historis, perkembangan peta topografi sebagian besar didorong oleh kebutuhan militer. Saat ini, operasi taktis dan kegiatan tentara sedemikian kompleks. Pengenalan medan dapat memberikan perbedaan nyata dalam medan pertempuran. Namun tidak hanya dalam medan pertempuran, hal ini juga berlaku untuk keperluan pembinaan teritorial.
Bagi masyarakat sipil peta dapat digunakan untuk keperluan seperti berburu, menempuh rimba, menyusur rawa, hiking, mendaki gunung, bukit atau penggunaan lainnya dimana ketepatan navigasi darat diperlukan. Untuk kebutuhan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.
“Kami terbuka untuk memberikan hasil produk produk topografi TNI AD bagi kepentingan masyarakat sesuai prosedur dan siap membantu pemerintah dengan memberi dukungan informasi topografi bagi program-program yang sedang digalakkan, seperti program kemandirian pangan. Kami memiliki SDM dan peralatannya” Terang Dirtopad Brigjen TNI Ir. Dedy Hadria, M.Sc.
Selanjutnya, Kasubditbinsurdata Dittopad Kolonel Ctp. Ir. Sukanto Hadi, MT juga menambahkan penjelasan perkembangan Iptek pada Korps Topogarfi ini. “Menyesuaikan perkembangan modernisasi alutsista TNI, saat ini Topografi Angkatan Darat juga telah mengembangkan alutsistanya, seperti pernah kami tampilkan pada Pameran Alutsista TNI AD dalam rangka Hari Juang Kartika 2014 di Lapangan Monas dari tanggal 12 sampai 17 Desember 2014 yang lalu,” ujarnya.
“Kami sudah mengembangkan pelengkapan GPS Tracking berbasis Wifi dan Radio, lalu Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) jenis multirotor dan Fixed Wing. Beberapa multirotor dilengkapi dengan kamera udara dan video, bahkan sudah ada multirotor yang dirancang khusus dilengkapi dengan senjata,yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan taktis pemotretan udara, pengintaian dan pengamatan tanpa awak, yang otomatis dapat mendukung proses perolehan informasi data dalam bentuk foto udara, mozaik foto dan peta foto lebih cepat, efisien dan biaya yang hemat,”Terangnya.
“Beberapa produk memang sudah kita produksi dan dimodifikasi agar sesuai dengan tupoksi Topografi AD, Namun kami siap mendukung apabila ada masyarakat sipil maupun stakeholder terkait untuk memperoleh manfaat dari produk-produk yang sudah kami hasilkan. Karena peta topografi sanggup untuk memberi informasi identifikasi secara akurat posisi permukaan bumi. Bisa dipakai untuk mengidentifikasi posisi potensi titik titik banjir, titik api kebakaran lahan, perkembangan lahan pertanian ataupun peternakan dsb. Dengan informasi awal yang akurat maka itulah awal dari sebuah keberhasilan program.” Pungkasnya.
Leave a Reply