Dinsos DKI Jakarta Pulangkan Orang Sakit Jiwa

Budaya bangsa – bangsa.com – JAKARTA,
Selama bulan Agustus hingga September, Dinas Sosial DKI Jakarta kembali memulangkan 50 Orang penyandang psikotik atau gangguan jiwa. Melalui Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2, psikotik yang dipulangkan itu sudah dinyatakan pulih.

Bagi kami perawatan keluarga merupakan perawatan terbaik. Panti hanya alternatif terakhir. Maka ketika mereka ingat rumah, akan kami upayakan untuk kembali kepada keluarga, tandas Tuti Sulistyaningsih, Kepala PSBL Harapan Sentosa 2, Sabtu (8/10).

Sebelum dipulangkan, katanya, pihaknya melakukan skrining untuk mengetahui kondisi mereka. Pihaknya memiliki Instrumen Skrining Psikotik Dinas Sosial yang menjadi indikator kepulihan psikotik.

Kami tidak bisa sembarangan memulangkan mereka. Hanya psikotik yang sudah pulih yang kami pulangkan. Sebelum pulang pun, kami lakukan kunjungan keluarga (home visit) untuk mengedukasi keluarga, ujar Tuti.

Edukasi keluarga, katanya, dilakukan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif agar keluarga tahu bagaimana merawat mereka. Sehingga penanganan di rumah akan sama dengan penanganan di panti.

Keluarga kami beri arahan untuk rutin mengawasi mereka minum obat secara teratur. Kontrol secara berkala ke Rumah Sakit atau Puskesmas setempat. Kami juga membekali mereka dengan BPJS yang sudah dibuatkan oleh panti, kata Tuti.

Setelah edukasi kepada keluarga dinyatakan cukup, katanya, maka keluarga dianggap sudah siap menerima mereka. Kemudian ditambah hasil skrining yang menunjukkan kepulihan mereka. Maka psikotik sudah siap dipulangkan.

Sebelumnya petugas pendamping kami sudah menggali informasi alamat rumah atau tempat tinggal mereka. Setelah alamat ini diketahui, petugas menindaklanjuti dengan mengirim surat ke kantor pos atau melalui media sosial, pungkas Tuti.

Selain itu, menurutnya, pemulangan ini dilakukan agar mereka yang sudah pulih bisa mendapatkan haknya berada di tengah-tengah keluarga.

Keluarga merupakan orang terdekat mereka dan dianggap paling banyak tahu kondisi mereka. Sehingga akan banyak memberi pengaruh penting dalam perawatan dan kesembuhan mereka, ujar Tuti.

Gangguan jiwa yang timbul, katanya, kemungkinan disebabkan adanya cara asuh yang kurang sesuai. Jadi keluarga juga menjadi fokus utama dalam perawatan dan kesembuhan penderita gangguan jiwa

About admin 272 Articles
Seorang Admin Yang Hobi dengan Berita dan Web Programming

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*