Budayabangsabangsa.com – JAKARTA, Hukuman mati bagi narapidana narkoba tidak merupakan efek jera, karena tidak ada harapan untuk hidup sehingga mereka tetap melakukan bisnis narkoba dari balik jeruji besi sebagaimana narapidana Fredi Budiman yang sudah divonis hukuman mati masih bisa leluasa mengendalikan jaringan sindikat narkoba internasionalnya.
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan tahun 2014 sebagai tahun penyelamatan dari Narkoba. Konsep itu guna mengembalikan kehidupan pecandu menjadi pulih dan dapat beraktifitas normal di masyarakat. Memasuki tahun 2015 Presiden Jokowi menyatakan kondisi Indonesia telah darurat narkoba, untuk itu Presiden meminta untuk tahun 2015 sebanyak 100.000 pecandu harus di rehabilitasi secara medis dan sosial agar semakin cepat menyelesaikan persoalan narkoba disamping menerapkan hukuman tegasnya. Gerakan ini telah ditanda tangani 14 penyelengara pemerintahan, terdiri dari Ketua MPR, jajaran Menteri Kabinet kerja Kapolri dan BNN.
Ketua Badan Peneliti Independen (BPI) DKI Jakarta Dudi, SH, saat di konfirmasi budayabangsabangsa.com menanggapi masalah mutasi petinggi Polri Komjen Budi Waseso dari Kabareskrim menjadi Kepala BNN Jum’at 4 September 2015 berharap ditangan Budi Waseso, Indonesia bebas Narkoba 2015 masih bisa terwujud ungkap nya optimis.
Komjen Budi Waseso menyampaikan kepada wartawan di Kompleks Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Jum’at September 2015 akan mendorong eksekusi mati 60 orang gembong narkoba, sebagai mana Jaksa Agung telah mengeksekusi 14 terpidana kasus narkoba. Berdasarkan data BNN dan UI tercatat jumlah pecandu narkoba di Indonesia mencapai 4,2 juta orang .
Sementara itu sekretaris utama BNN Eko Riwayanto dalam acara musawarah perencanaan tahunan Badan Narkotika Nasional beberapa waktu lalu mengatakan, tugas BNN harus dapat menahan laju prevalensi penyalah guna Narkoba tahun 2019. Data penelitian BNN bekerjasama dengan UI menunjukkan penyalahguna narkoba mengalami kenaikan dari tahun 2008 sampai 2011 mencapai 0,08% pertahunnya. Tetapi tahun 2012 mengalami penurunan hingga 0,03% per tahun nya, untuk itu diharapkan BNN harus dapat menahan prevalensi pengguna narkoba di tahun 2019.
Komjen Budi waseso dan deretan prestasi gemilang nya.
Dia merupakan salah satu putra terbaik Bangsa yang memulai karir didunia Kepolisian dengan terlebih dahulu menempati posisi sebagai Kepala Polisi Resor Barito utara Kalimantan Tengah. Pria kelahiran Pati, 19 Februari 1955 ini tercatat lulus dari akademi Kepolisian terbaik tahun 1984, karir Budi di tubuh Polri dimulai pada Juli 2008 ketika ditunjuk sebagai Kaden Opnal II Puspamil Divisi Profesi dan Pengamanan Polri dengan Pangkat Komandan Besar.
Budi Waseso menerima tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Naraya dalam rangka Hut ke-62 Bhayangkara karena prestasi nya yang gemilang. Pada tahun 2009, pemindahan jabatan dilalui Budi dengan menduduki Kursi Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah. Tak lama Budi kemudian menjabat sebagai Kepala Pusat Pengamanan Internal (Paminal) Mabes Polri. Disini sosok Budi menggebrak perhatian Masyarakat dan juga jajaran Kepolisian. Keberhasilan Budi kala itu membuat karir nya semakin menanjak.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2012, Budi Waseso dipercaya untuk memimpin Polda Gorontalo. Di tahun 2013, Budi ditunjuk sebagai Widyaiswara Utama Sespim Polri dan satu tahun kemudian, ia duduk sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri.
Kemudian promosi diberikan kepada Budi diawal tahun 2015. Setelah mendapat pangkat Komisaris Jenral, Budi pun resmi duduk di kursi Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri menggantikan Komisaris Jenral Polisi Drs. Suhardi Alius, akankah Indonesia bebas Narkoba 2015 bisa terwujud ditangan Budi Waseso setelah menjabat menjadi Kepala BNN Publik akan menunggu kinerjamu Sang Jendral.(Sastra)
Leave a Reply