INDRAMAYU, Budayabangsabangsa.com Indonesia sebuah negara yang heterogen, baik secara suku, ras maupun agamanya, perlu sebuah sistem yang sempurna untuk mempersatukan Indonesia yang heterogen tersebut. Persatuan Indonesia sulit untuk diwujudkan jika tidak ada sebuah system yang bisa menaungi bangsa yang heterogen ini.
Menurut pemangku Pondok Pesantren (International Education Center Pesantren Spirit But Modern System) Al-Zaytun Syaykh Panji Gumilang dalam ramah tamah di Kediamannya (Masikhah) 1 Muharam 1437-H (14/10/2015),"untuk persatuan Indonesia, kita tidak bisa bicara organisasi, suku, agama dan ras, karena tidak akan pernah ketemu, kita harus bicara tentang manusianya, dari dahulu manusia itu tidak bisa hidup sendiri-sendiri, oleh karenanya, kita harus menyatukan Indonesia dalam konteks kemanusiaan, sehingga kehidupan bertoleransi dan damai akan terwujud, jika hari ini Al-Zaytun yang notabene komunitas Pesantren dapat duduk, makan dan diskusi bersama pendeta serta biksu dengan sangat akrab tanpa bicara perbedaan, maka kedepan Al-Zaytun akan mengundang tokoh-tokoh yang lain seperti dari Konghucu, Hindu, Muhamadiah dan Nahdlatul Ulama, dengan begini, toleransi dan damai dapat terjalin dengan baik,"ungkapnya optimis.
Berdasarkan pengamatan redaksi, tidak hanya tahun ini saja (2015) Al-Zaytun mengundang seluruh tokoh agama dalam prayaan 1 Muharam, melainkan setiap tahunnya Al-Zaytun mengundang seluruh tokoh umat bragama dan berkumpul
di Masjid Rahmatan Lil'alamin Indramayu Jawa Barat.
Ini merupakan bukti betapa tinggi dan kentalnya ideologi kebangsaan yang ditanamkan sang pemangku pesantren Al-Zaytun (Syaykh Al-Zaytun Panji Gumilang) kepada santriwan santriwati yang menimba ilmu di Al-Zaytun.
Dalam sebuah buku karangan Drs. CH. Robin Simanullang bertajuk Al-Zaytun sumber inspirasi (ASI) ditegaskan: di Al-Zaytunlah nilai – nilai dasar negara dilaksananakan. bahkan dalam pidatonya dihadapan 20 ribu tamu undangan perayaan 1 Muharam 1437-H di Masjid Rahmatan Lil'alamin Mahad Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat, penulis dan jurnalis CH. Robin Simanullang ini menegaskan,"saya adalah orang yang paling mengetahui dan paling memahami Syaykh dan Al-Zaytun ini, sehingga, jika ada orang yang menghujat Al-Zaytun, saya harus tanya, berapa kali anda datang ke Al-Zaytun, sejauh mana anda mengetahui tentang Syaykh, sepemahaman saya, Syaykh adalah orang yang menjunjung tinggi nilai – nilai dasar negara ( Pancasila) karena baginya, Pancasila merupakan ajaran ilahi yang harus dilaksanakan dalam kehidupan nyata," tegas Robin.
Memang apa yang disampaikan oleh Robin tentang Syaykh sangat faktual dan tidak mengada – ada, tengok saja tema perayaan 1 Muharam 1437-H, temanya sangat jelas mencerminkan semangat nasionalisme yang sangat tinggi, " Pengokohan Cita-Cita Pahlawan Sesuai Dasar Negara Dalam Kehidupan Nyata" inilah tema yang luar biasa, sebuah tema yang inspiratif dan konstruktif.
Selain Robin, Kepala Kantor Kemenag Indramayu, Wakil Bupati, Biksu, Perwakilan Ulama Madura, perwakilanUlama Pasundan, Kh. Ibrahim Karim dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tokoh Pesantren Mathlaul Anwar Menes dan pendeta, semua menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dalam sambutannya.
"sepuluh tahun yang lalu saya berdo'a di Masjid ini, saat itu Masjid Rahmatan Lil'alamin belum semegah seperti sekarang ini, saya tidak menyangka tempat ini (Rahmatan Lil'alamin) menjadi semegah dan se-fenomenal ini, pancaran toleransi datang dari sini ( MAZ red..) tutur Pdt. Rudolf Andreas Tendean.
dalam pada itu, menurut biksu Bahnte Guna Seno , toleransi dan damai di Al- Zaytun bukan slogan belaka, mereka mengaku merasakan langsung toleransi dan damai saat memasuki pintu gerbang Mahad Al-Zaytun (MAZ)," saya melihat dan merasakan langsung suasana toleransi dan damai disini (MAZ red..)," ujar Bahnte dalam sambutannya.
Muhamad Nur Iskandar SQ, pemangku pesantren As-sidiqiyah dalam sambutan singkatnya mengatakan," Syaykh Panji Gumilang ini putranya guru saya dan merupakan putra seorang pejuang, inilah yang membuat saya datang memenuhi undangannya. Padahal saya dalam kondisi kurang sehat, mari kita dukung perjuangan Syaykh menuju kemakmuran umat," imbaunya.
MUI berharap,"Toleransi yang diterapkan di Al-Zaytun tersebar ke seluruh pelosok Indonesia, saya bangga melihat kerukunan umat yang terjadi disini (MAZ red..) harapnya.(Rukmana)
Leave a Reply