Ara dan Kak Mucil Keliling Kampung untuk Berdongeng

Ara dan Kak Mucil Keliling Kampung untuk Berdongeng

Budayabangsabangsa.com – Karawang, Sabtu (30/9/2017).

Dunia dongeng mungkin dunia yang digemari anak-anak bahkan orang dewasa pun, dengan dongeng orang bisa menyampaikan pesan moral, nasehat dan ajakan positif secara halus kepada anak-anak.

Ini yang membuat Mutia Silmi seorang mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tertarik menggeluti dunia dongeng bahkan ini dia lakukan dengan cuma-cuma.

Mutia yang tergabung dalam komunitas Kampung Dongeng besutan Awam Prakoso yang berpusat di Tangerang Selatan ini rela berkeliling dari kota ke desa-desa untuk berbagi keceriaan.

Seperti yang dia lakukan sore ini di sebuah dusun Kedungsari Cengkong Purwasari Karawang, bersama sahabat-sahabatnya. Sebut saja Tio (sahabat Mutia) yang pertama punya niat untuk berbagi keceriaan bersama anak-anak disini, anak muda yang tinggal di Cibening Purwakarta ini beserta enam rekannya mengumpulkan puluhan anak untuk berkumpul, Tio juga menggalang donasi untuk mereka.

Ara dan Kak Mucil Keliling Kampung untuk Berdongeng Image 2017-10-01 at 00.09.51

Selain Mutia sendiri yang dengan luwes dan lucu bercerita secara interaktif sampai dengan senam ceria bersama boneka kesayangannya yang dia beri nama Ara atau Anak Rajin. Boneka yang kelihatan lucu seperti dapat bicara (seperti Susan; redaksi) ini membuat terpingkal-pingkal anak-anak yang hadir mendengarkan. Tak terasa hampir maghrib sejak selepas ashar tadi berdongeng bersama Ara dan Kak Mucil (Mutia Silmi).

Mucil menyampaikan kepada kami selesai berdongeng bahwa komunitas Kampung Dongeng yang ia ikuti telah ada di 71 titik se-Indonesia sampai luar pulau Jawa. Program rutin di akhir pekan adalah Pekan Ceria, program yang bersifat sosial ini mengunjungi titik-titik dimana ada anak kecil untuk berbagi ceria dengan cara lain selain dongeng adalah memotivasi kreatifitas bakat mereka. Ada pula Doling (Dongeng Keliling) yang dilakukan dengan mengunjungi Taman Pendidikan Anak dan Taman Pendidikan Qur’an tentunya dengan cuma-cuma. Mucil berterima-kasih juga karena sudah boleh diterima di sini dan berbagi cerita, menutup obrolan sebelum pamit untuk kembali ke Jakarta.

[Har]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*