Budayabangsabangsa.com – Bogor, Selasa 01/08/2017
Amang Dani atau biasa di sapa Abah, patut dijadikan contoh bagi kita semua, karena di usianya yang sudah menginjak 70 tahun masih saja semangat menjajakan barang dagangan yang merupakan hasil kerajinan tangannya sendiri.
Mungkin tidak asing bagi masyarakat yang sering berlalu-lalang di kawasan terminal Baranang siang-Bogor, tepatnya sekitar restoran ayam goreng ternama di jalan pejajaran, kakek penjual topi kupluk ini, setiap hari dari sore hingga larut malam menjajakan topi kupluknya kepada orang yang melintasinya.
Bagi Amang Dani cuaca bukanlah halangan untuk keluar menjajakan dagangan nya daripada berdiam diri dirumah, “Abah mah tidak bisa diam santai dirumah, makanya mau panas, mau hujan Abah jalan terus”, ungkap Amang Dani dengan logat khas sundanya
Pagi hari Amang Dani sudah keluar rumah untuk belanja bahan-bahan sisa pabrik di tempat yang sudah menjadi langganannya, sampai dirumah bahan-bahan tersebut langsung di potong dan di bentuk, kemudian di jahit sendiri sehingga menjadi topi kupluk
“tapi Abah ngerjainnya santai karena tenaga Abah sudah tidak seperti dulu, kalo sekarang cepet cape”, terang seorang kakek yang memiliki 7 orang cucu.
Ada yang menarik dari harga jual kupluk yang di jajakannya, Amang Dani hanya menawarkan Rp 1000,-per topi kupluknya, namun tidak sedikit yang memberi lebih dari harga yang di tawarkan, ” mungkin karena kasihan liat saya sudah tua” ungkap Abah yang pernah menjadi hansip pada tahun 1982
Kurang lebih 20 tahun Amang Dani menekuni profesi seperti ini namun beliau tidak mengeluh dengan pekerjaannya ini justru beliau menularkan semangat kegigihan terutama kepada mereka yang suka bermalas-malasan dan banyak mengeluh tentang kehidupan, bahkan Amang Dani ini suka memberi kepada sesama.
[ Marjanih]
Leave a Reply