Ahok Diujung Tanduk Nyali Kapolri Diuji

Budayabangsabangsa.com – Jakarta, Seorang gubernur adalah orang tua bagi seluruh elemen masyarakat atau warganya. Oleh karenanya Ia tak boleh bersikap arogan, memihak dan merasa benar sendiri.

Dalam Islam ada istilah saleh (baik) kesalehan individu akan berdampak pada kesalehan sosial, tentu tak elok jika seorang gubernur secara membabi buta mengkritisi seluruh inatitusi negara, karena tupoksi gubernur adalah pelayan publik dan bukan pengamat atau penegak hukum.

Basuki Tjahaja Purnama atau pemilik nama asli Basuki Indra adalah gubernur paling fenomenal di tahun ini (2015-2016) sejak Ahok (sapaan akrab gubernur DKI Jakarta) resmi dilantik Joko Widodo (Jokowi) menggantikan Jokowi sebagai gubernur DKI Jakarta, sejak itulah Jakarta yang selama ini tentram, kondusif dan terkendali berubah menjadi rusuh, runyam dan tak terkendali.

img-20161014-wa0044

Pasalnya, statement Ahok sering menghantam institusi – institusi pemerintah seperti DPRD, BPK dan Pengadilan. Bahkan Media dan Ormas pun tak luput dihajar Ahok dengan statement -statementnya yang pedas dan viral di media sosial.

Keputusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang memenangkan Warga di sekitaran Bidara Cina seolah diabaikan Ahok, kasus dugaan korupsiĀ  Ahok terhadap pembelian Rumah Sakit Sumber Waras mandeg di KPK begitu saja.

Siapa sebenarnya Ahok? mengapa hukum tak mampu menjamahnya? bahkan ketika Ahok menghina keyakinanorang lain ( Agama lain ) pun luput dari hukum, padahal secara terang benderang dihadapan ratusan warga Pulau Seribu dalam kunjungan kerjanya bulan lalu Ahok mengatakan,” Bapak Ibu nggak usah bingung pilih saya atau tidak, apalagi dibohong – bohongin Surat Al – Maidah Ayat 51 dan macem – macem itu, Bapak Ibu pilih saya atau nggak, program budidaya Ikan di Pulau seribu tetap jalan,” tegas Ahok.

Tentu saja ungkapan Ahok ini ibarat menabuh genderang perang kepada umat Islam. sejak statement sesat Ahok tersebut, seluruh kalangan ormas Islam dan Ulama bersatu membahas statement Ahok itu, hingga akhirnya Ahok Pun dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Namun,sampai saat ini Ahok belum dipanggil pihak kepolisian atas laporan penistaan agama tersebut. Akhirnya kemarahan umat Islam memuncak, hari ini Jum’at (14/10/16) diperkirakan 5000-8000 orang long march dari Masjid Iatiqlal Jakarta menuju Mabes Polri, DPRD dan Balai Kota guna menuntut Ahok ditangkap.

Kordinator Aksi Habib Riziq dalam orasi singkatnya mengatakan,” Polisi harus segera tangkap Si Penista Agama (Ahok/ Basuki Tjahaja Purnama), jika dalam satu bulan ini Ahok tidak ditangkap, kami akan mengerahkan umat Islam lebih banyak lagi, selamatkan Indonesia dari kemarahan Umat Islam akibat ulah Ahok,”pekiknya.

Nasib Ahok diujung tanduk Nyali Kapolri diuji, itulah kira – kira kalimat yang tepat untuk menggambarkan situasi Ibu Kota Negara Indonesia (Jakarta) saat ini. Ketegasan Jenderal Polisi M. Tito Karnavian menjadi tolok ukur nyali Kapolri dalam penanganan kasus penistaan agama yang dilaporkan oleh umat Islam.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*