Budayabangsabangsa.Com – Bogor, Kamis.
Apjatin adalah saatu satunya Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Dan Kawal Angkut Uang dan Barang Berharga serta Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Tunai. APJATIN didirikan pada tahun 2008 berbadan hukum dengan akta perubahan terakhir tahun 2016, APJATIN bekerjasama dengan Bank Indonesia, Penyusunan Kerja Tahunan .
Anggota Asosiasi adalah Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) Kawal Angkut Uang dan Barang Berharga. Sesuai dengan Perkap No. 24 Tahun 2007 dan PJPUR sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 18/15/PBI/2016 tanggal 24 Agustus 2016 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 18/25/DPU tanggal 2 November 2016 tentang PJPUR.
Acara terselenggara di hotel Aston Sentul Bogor kamis -21-12-17
Pengurus APJATIN terdiri dari 9 personil, Ketua Umum dijabat oleh Inne Yuaniza, Wakil Ketua Umum Dino Hindrato, Sekertris Jendral Helene Kam, Bendahara Umum Melissiana D. Kriswandi, Ketua Bidang dan keanggotaan Yusran Setiawan, Ketua Bidang Humas dan Hubungan Antar Lembaga Andi BM Arief, Ketua Bidang Kepatuhan Deni Djuhana, Ketua Bidang Manajemen Resiko Rudy Fardeli. Anggota dari APJATIN sejumlah 28 perusahaan, layanan anggota APJATIN adalah Distribusi Uang, Pemerosesan Uang, Penyimpanan Uang di Khasanah, Pengisian pengambilan dan pemantauan kecukupan uang pada ATM, CDM, dan CRM, First Level Maintenance/ Second Level ATM/CDM/CRM, Kargo Barang Beharga, Transportasi Uang Kartal Asing, Pooling Cash/ Transaksi Uang Kartal antar Bank.
Ketua Umum Inne Yuaniza memaparkan di hadapan media Budaya Bangsa-bangsa saat dimintai keterangan di hotel di Bogor, “kegiatan pengelelohan uang tercatat pada 2015 sebesar kurang lebih 1.700 Trilyun per tahun, meningkat pada 2016 sebesar 2.200 Triliun dan kemudian pada November 2017 tercatat meningkat sekitar lebih dari 3000 Triliun per bulan atau 263,6 Triliun per bulan,” ucap Inne Yuaniza.
“Sesuai dengan ketentuan anggaran dasar APJATIN, musyawarah kerja APJATIN merupakan forum tertinggi untuk menentukan rencana kerja tahunan, dimana agenda musyawarah kerja hari ini sudah diatur untuk dibagi dalam lima kelompok bidang yang masing-masing akan membuat usulan program kerja tahun 2018, dan dalam acara ini APJATIN mengundang dua regulator, yakni Bank Indonesia dan BARHAKAM POLRI untuk memberikan arahan serta pandangannya,” ucap Inne Yuaniza.
Program Kerja APJATIN untuk ke depannya beliau mengatakan,“memang kita sudah bekerjasama dengan Bank Indonesia untuk melakukan pelatihan yang dimana nama pelatihan tersebut adalah CIKUR untuk menentukan keaslian uang rupiah, kerjasama antara APJATIN dengan Bank Indonesia dilakukan beberapa kota dan program ini sudah di lakukan sejak tahun 2012 sampai tahun 2017 sudah mencapai 1600 orang yang sudah tersertifikasi hingga 2018 akan diteruskan program yang sama sedangkan semua itu akan dilakukan oleh Pak Iman selaku ketuanya “
Di waktu yang bersamaan Bendahara Umum APJATIN Melissiana D. Kriswandi menyambung bahwa program ini bertujuan agar tidak terjadinya pemalsuan uang .
Saat rekan media menanyakan mengenai kendala pengiriman uang selama tahun 2017, Inne Yuaniza menanggapi, “terdapat dua kendala yang pertama kepolisian Republik Indonesia, karena jumlah anggota kepolisian kita terbatas dan kadang kadang tenaga polisi berkurang dikarenakan polisi punya kerjaan lain, dalam pengiriman jalan suka macet, tapi Alhamdulillah semua bisa di atasi itu yang jadi kendala yang kami alami,” ungkapnya
Inne Yuaniza menambahkan. “Ada dua metode, satu itu manual manual itu pakai training, dan training itu sertifikasi kasir, kasir kami dari BI merka training keaslian uang rupiah dan kalau manual manusia itu ada batasnya, kita pakai mesin, dan mesin sortasi. Ia menambahkan mesin sortasinya parameternya sudah bisa mengatasi uang palsu jadi itu yang kita lakukan, dan tentunya juga dengan komunikasi, pelatihan,” ungkapnya
( Sutarno )
Leave a Reply