Pupuk Herbal Solusi Petani Indonesia?

Budayabangsabangsa.com, Jakarta – PT.Banaya Cipta Sejahtera menggela Rapat Kerja di Hotel Acacia Kawasan Wisata Anyer, Banten, pada Selasa, 14 September 2021.

Pada kesempatan itu hadir praktisi pertanian lulusan UGM, Supriono seorang ahli tanah Lulusan S3 dari UGM. Ia ditunjuk untuk mengelola zona lingkungan hidup di kawasan perumahan Banaya Beach Residence yang dibangun PT Banaya Cipta Sejahtera.

Supriono berpengalaman menangani limbah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk Herbal. “ Kalau dulu sejarah nya ada Namanya Pupuk Organik Cair (POC) maka sekarang dalam perjalanannya tidak lagi membicarakan POC tapi Pupuk Pelengkap Cair (PPC), dalam Pupuk pelengkap cair inilah bisa masuk ke ranah tanaman, hewan darat dan perikanan kemudian dari sini terbentuklah tiga sub yaitu pertanian, peternakan dan perikanan dan pupuk ini berbahan baku sampah semua, “ungkapnya.

Supriono bekerjasama dengan Laboratorium terpadu Universitas Lampung (UNILA). Berkat jasanya kini muncul produk PPC (Pupuk Pelengkap Cair) yang berfungsi sebagai “Pembenah Tanah” untuk pertumbuhan tanaman pangan, tanaman Hortikultua, tanaman perkebunan. Pupuk ini juga sebagai Insektisida (Hama Tanaman) dan Fungisida (Jamur) ,dan melawan hama tikus.

PPC inilah, kata Supriyono yang akan di kembangkan ke Petani Indonesia, jadi selain POC, ada Insektisida, ada Fungisida dan sekarang sudah ke ranah Herbisida (pembasmi rumput) semua nya ada 24 produk yang pertanian yang akan di sosialisasikan ke petani dimana saja.

Supriyono penemu pupuk herbal. Foto : ans

Dibantu managemen kelompok tani, Produk pupuk Herbal ini akan disebar dan disosialisasikan produk kepada para Petani di daerah Lampung.

Dengan produk pupuk berbasis sampah organik ini diharapkan mampu meminimalisir membengkaknya biaya pembelian pupuk.

Dengan pupuk herbal ini, Supriono meyakini akan membantu meningkatkan jumlah produksi pertanian dan panen lebih cepat.

“Pupuk ini memiliki percepatan yang luar biasa membantu petani untuk panen lebih cepat,” lanjut Supriono.

Ia menambahkan, untuk memproduksi 20 Ton PPC dibutuhkan 40 Ton sampah organik maka diperlukan kerjasama dengan para pengelola pasar dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku.

Supriono tengah mempersiapkan tim promosi dan sosialisasi ke Petani dengan harapan bisa meningkatkan pengetahuan petani. “Buatlah pertanian yang ramah lingkungan dan takutlah dengan karma karena bila kita merusak tanah karmanya akan Kembali kepada para petani juga,” pungkasnya. (Ans)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*