Hidup dan Mati Kita untuk Allah

Budayabangsabangsa.com- Jakarta, “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada Hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia kesenangan memperdaya”

(Q.S Ali Imran: 185)

Apakah kita menganggap bahwa di muka bumi ini abadi dan kita tidak akan mati? Pasti kita akan menjawab di dunia ini tidak abadi. Setiap orang akan mengalami kematian, kalau kita yakin informasi dari Allah tersebut benar adanya. Pertanyaannya adalah apa yang akan menimpa kita setelah kematian? apakah setelah kematian, setelah berpulang dari dunia ini tidak akan ada lagi kehidupan? Tidak akan ada lagi pertanggungjawaban? Dan, tidak ada lagi beban serta derita?.  Dalam Al-Qur’an dan Hadits, ada beberapa bagian yang membahas tentang adanya kehidupan setelah kematian, meski tidak sampai detail. Lantas pertanyaannya, adakah kehidupan setelah kematian? Jawabannya, ada! Bahkan, setelah kita mengalami kematian, durasi kehidupan kita baka berlangsung lebih lama daripada kehidupan di dunia ini.

Ketahuilah bahwa setelah meninggal dunia, kita akan berpindah dari kehidupan dunia menuju alam kubur. Sebuah alam penantian sebelum hari akhir (kiamat). Setelah kiamat, ada lagi yang disebut alam terakhir, yakni akhirat. Di alam akhirat nasib kita ditentukan, apakah menjadi penghuni syurga atau penghuni neraka.

Pernahkah kita menyaksikan kematian? sebagian orang akan menjawan “iya” sebagian juga menjawab “tidak”. Jangan heran, sepanjang ada makhluk hidup, kematian pada dasarnya akan menjadi pemandangan keseharian manusia. Sebagian ulama klasik mendefinisikan kematian sebagai ketiadaan hidup atau lawan kata “hidup”. Karena sebetulnya, sebelum kita terlahir dan hidup di muka bumi, kita sama sekali zat yang tidak ada.

“Bukankah pernah datang kepada manusia waktu dari masa, yang ketika itu (manusia)belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (Q.S Al Insan: 1)

Lalu bagaimana manusia bisa berada dan hidup di dunia ini? Jelas manusia ada di kehidupan ini karena ada penciptanya. Seluruh orang yang beriman percaya bahwa pencipta itu adalah Allah, yaitu Zat yang sama dengan Sang Pencipta alam semesta, Sang Pengatur seluruh kehidupan jagat raya, zat yang mampu menghidupkan lagi kematian. Simpulan dari ayat tersebut adalah manusia mengalami dua kali kematian dan dua kali kehidupan. Kematian yang pertama adalah masa sebelum kita hidup, yakni masa ketiadaan kita. Kehidupan pertama adalah saat kita dilahirkan di dunia ini. Yang disebut kematian dan kehidupan kedua adalah ketika nyawa dan raga mulai terpisah, dan kita harus rela meninggalkan dunia yang penuh godaan akan kenikmatan sesaat. Sedangkan kehidupan kedua adalah masa kita dibangkitkan kembali untuk meneruskan hidup di alam yang lebih kekal, yakni di akhirat sana.

Sungguh tidak ada satu pun manusia yang tahu kapan, dimana, serta bagaimana datangnya kematian. kematian adalah rahasia Allah yang tidak dapat dipercepat dan tidak juga bisa diperlambat. Bahkan, orang yang mencoba bunuh diri sekalipun, sampai berlumuran darah misalnya, ketika Allah belum menghendaki kematiannya, ia akan tetap hidup. [taa]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*