Budayabangsabangsa.com – JAKARTA, Malam pergantian tahun yang dipusatkan oleh pemprov DKI Jakarta di Ancol Jakarta Utara sangat mengecewakan para pengunjung,puluhan ribu pengunjung yang datang merupakan hal yang tidak terantisipasi oleh GM Ancol Farida Kusuma.
Pasalnya, lebih dari 2000 orang pengunjung Ancol telantar di halte – halte bus wara – wiri dan Ocean Eko Park, pengelola Ancol gagal memberikan kenyamanan terhadap para pengunjung yang hendak mengikuti pergantian tahun di Ancol.
"saya sudah bayar mahal masuk disini (Ancol red..) biaya masuknya saja mobil dan isinya Rp. 150 ribu, eh sampe sini macet tidak bisa bergerak dan diarahkan security parkir mobil di parkir barat untuk kemudian menuju pusat – pusat acara (panggung rakyat) MNC, SCTV dan tempat pesta kembang api dengan menggunakan bus wara – wiri yang disiapkan Ancol, namun apes, bisa berangkat ke panggung SCTV namun tidak bisa kembali ke parkir barat, karena sejak pukul 11:30 Kamis (31/12) bus wara – wiri tidak mau mengangkut saya dan para pengunjung lainnya yang sudah menumpuk dihalte – halte," ungkap Adil kepada awak media di Parkir Barat Ancol.
Adil menambahkan," para sopir wara – wiri memilih parkir daripada mengangkut penumpang yang telantar, kalau saya jalan, nanti dikirain cari muka oleh sopir jalur selatan, "karena saya jalur utara", kata Adil menirukan sopir bus wara – wiri berinisial Z.
Dengan mogoknya sopir wara – wiri tersebut, banyak anak – anak yang kedinginan dan tergelepar tidur dilantai tanpa alas atau tikar, kenyamanan dan kemanusiaan telah diabaikan oleh Ancol.
Seharusnya pihak manajemen oprasional Ancol sigap dalam melayani membludaknya pengunjung Ancol dimalam tahun baru 2016 tersebut, sehingga kesiapan bus wara – wiri Ancol mampu melayani pengunjung dengan baik.
Tak hanya tidak beroperasinya bus wara – wiri dengan baik, insiden petasan meledak ditangan pemiliknya juga menjadi kelemahan dalam pengawasan pesta petasan di Ancol Jakarta Utara, semestinya, para pengunjung dilarang membawa petasan dan membakar petasan di area Ancol, karena hal itu dapat membahayakan keselamatan pengunjung.
General Menejer Ancol Corporate Farida Kusuma bungkam saat dikonfirmasi Menejer Corporet Komunikasi Rika Lestari melalui email kepada redaksi Sabtu (02/01) mengatakan" kami menyiapkan 145 bus wara – wiri dan selalu koordinasi dengan pihak kepolisian serta tidak dapat memeriksa bawaan pengunjung seperti petasan dll, sehingga kami juga tidak tahu kalau ada petasan meledak ditangan pengunjung," katanya.
Sebuah jawaban normatif layaknya seorang politisi, itulah Ancol yang selalu cuci tangan terhadap apapun yang terjadi dan merugikan kenyamanan pengunjung.(Redaksi)
Leave a Reply